Hifa adalah struktur filamen pada jamur (fungi) yang panjang dan bercabang. Pada sebagian besar jamur, hifa merupakan cara utama pertumbuhan vegetatif. Beberapa hifa secara bersama-sama membentuk miselium. Hifa merupakan kata serapan dari bahasa Inggris hypha yang berasal dari bahasa Yunani ὑφή (huphḗ) yang berarti “jaring”.
Baca juga: 11 Ciri-Ciri Jamur (Fungi)
1. Struktur Hifa Jamur
Hifa terdiri dari satu atau lebih sel yang dikelilingi oleh dinding sel tubular. Pada sebagian besar jamur, hifa dibagi menjadi sel-sel oleh dinding silang internal yang disebut septa (septum tunggal). Septa biasanya memiliki lubang pori-pori yang cukup besar untuk ribosom, mitokondria, dan terkadang inti sel untuk mengalir di antara sel. Polimer struktural utama dalam dinding sel jamur biasanya kitin, berbeda dengan tanaman dan oomycetes yang memiliki dinding sel selulosa. Beberapa jamur memiliki hifa yang tajam yang berarti tidak dipartisi oleh septa. Hifa memiliki diameter rata-rata 4-6 µm. Diameter tersebut berbeda-beda menurut jenisnya dan kondisi lingkungan di sekitar.
2. Fungsi Hifa Jamur
Bagi fungi, hifa memiliki peran yang yang kurang lebih seperti akar dan daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa tumbuh menyebar dan memperluas kontak dengan makanannya (substrat). Hifa kemudian melepas enzim atau substansi lain pada substrat agar menghasilkan senyata kimia tertentu seperti karbohidrat. Hifa menyerap semua senyawa tersebut untuk dimanfaatkan dalam metabolisme. Cara kerja ini disebut saprotrof, yang membedakan fungi dengan tumbuhan maupun hewan.
Selain itu, hifa juga berfungsi sebagai alat reproduksi vegetatif dengan membentuk alat pembiakan vegetatif berupa sporangium dan konidium.
3. Pertumbuhan Hifa Jamur
Hifa tumbuh pada ujungnya. Selama pertumbuhan ujung hifa, dinding sel diperpanjang oleh perakitan eksternal dan polimerisasi komponen dinding sel dan produksi membran sel baru. Spitzenkörper adalah organel intraseluler yang terkait dengan pertumbuhan ujung hifa. Spitzenkörper terdiri dari agresi vesikel terikat membran yang mengandung komponen dinding sel dan merupakan bagian dari sistem endomembran jamur. Spitzenkörper memegang dan melepaskan vesikel yang diterimanya dari badan Golgi. Vesikula ini berjalan ke membran sel melalui sitoskeleton dan melepaskan isinya (seperti berbagai protein kaya sistein) di luar sel dengan proses eksositosis. Membran vesikel berperan pada pertumbuhan membran sel sementara isinya membentuk dinding sel baru. Spitzenkörper bergerak di sepanjang puncak untaian hifa dan menghasilkan pertumbuhan dan percabangan apikal. Saat hifa memanjang, septa dapat dibentuk di belakang ujung yang tumbuh untuk mempartisi setiap hifa menjadi sel-sel individual.
4. Modifikasi Hifa Jamur
Hifa dapat dimodifikasi dengan berbagai cara untuk mendukung fungsi tertentu. Beberapa jamur parasit membentuk haustoria yang berfungsi sebagai alat penyerapan di dalam sel inang. Arbuskula pada jamur mikoriza memiliki fungsi untuk melakukan pertukaran nutrisi sehingga sangat penting dalam membantu penyerapan nutrisi dan air. Miselium ekstramatrik ektomikoriza meningkatkan luas penyerapan di dalam tanah untuk penyerapan air dan nutrisi yang lebih luas. Hifa ada juga yang menyelimuti gonidia pada lumut membentuk sebagian besar strukturnya yang menghasilkan lumut kerak.
5. Jenis-Jenis Hifa Jamur
Baca juga: 5 Klasifikasi Jamur (Fungi)
Hifa jamur dapat dibedakan menjadi hifa generatif, hifa kerangka, dan hifa ikatan.
- Hifa generatif memiliki kemampuan untuk mengembangkan struktur reproduksi. Hifa ini biasanya berdinding tipis, namun ada juga yang sedikit lebih tebal, biasanya memiliki banyak septa, dan mungkin memiliki penjepit.
- Hifa kerangka berdinding tebal dan sangat panjang dibandingkan dengan hifa generatif yang seringkali terpisah. Hifa ini memiliki beberapa septa dan tidak memiliki koneksi penjepit.
- Hifa ikatan berdinding tebal dan bercabang. Seringkali bentuknya menyerupai tanduk rusa karena memiliki banyak cabang yang runcing.
No comments:
Post a Comment