23 Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia

Sistem pernapasan adalah sistem biologis yang berisi organ dan struktur yang digunakan untuk proses respirasi (termasuk bernapas) pada manusia. Sama halnya seperti sistem organ lain, sistem pernapasan juga dapat terkena penyakit atau gangguan. Penyakit pada sistem pernapasan umumnya disebabkan oleh debu atau penyakit yang masuk ke saluran pernapasan. Berikut adalah beberapa macam penyakit pada sistem pernapasan pada manusia:

Bagian dari: Sistem Pernapasan pada Manusia (Artikel Lengkap)

Penyakit sistem pernapasan manusia

1. Emfisema

Emfisema atau penyakit paru-paru obstruktif kronik adalah penyakit paru-paru yang ditandai dengan sesak napas dan batuk dengan produksi sputum (dahak). Emfisema adalah penyakit progresif yang berarti dapat memburuk sepanjang waktu. Pada akhirnya, melakukan aktivitas sehari-hari seperti menaiki tangga saja sangat sulit. Merokok adalah penyebab utama emfisema, sedangkan polusi udara dan gen tidak berperan banyak. Di negara berkembang, salah satu sumber polusi udara adalah tidak ada ventilasi untuk asap kompor. Terkena paparan polusi udara dalam jangka panjang menyebabkan terjadinya inflamasi pada paru-paru, yang membuat saluran udara menyempit dan kerusakan jaringan paru-paru. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengurangi paparan polusi udara dan asap rokok. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, melainkan hanya memperlambat perkembangannya.

2. Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang mempengaruhi alveoli. Gejala pneumonia adalah batuk kering, nyeri dada, demam, dan sulit bernapas. Penyebab pneumonia umumnya adalah infeksi virus dan bakteri serta kondisi seperti penyakit autoimun. Faktor risiko lain termasuk asma, diabetes, gagal jantung, riwayat merokok, stroke, dan lemahnya sistem imun. Vaksin untuk mencegah jenis pneumonia tertentu telah tersedia. Cara mencegah pneumonia lainnya adalah mencuci tangan dan tidak merokok. Pneumonia yang disebabkan bakteri dapat diobati dengan antibiotik.

3. Tonsilitis

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil (amandel). Tonsilitis merupakan jenis dari faringitis. Gejala tonsilitis dapat berupa sakit tenggorokan, demam, pembesaran amandel, susah menelan, dan kelenjar getah bening membesar di sekitar leher. Penyebab umum tonsilitis adalah infeksi, dengan sekitar 5 sampai 4 persen disebabkan oleh infeksi bakteri. Umumnya oleh bakteri streptococcus A. Terdapat juga bekteri lain seperti Neisseria gonorrhoeae, Corynebacterium diphtheriae, atau Haemophilus influenzae. Umumnya bakteri ini menular melalui udara. Pengobatan dilakukan dengan menghilangkan gejala dan mengurangi komplikasi. Parasetamol dan ibuprofen dapat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Bila terdapat radang tenggorokan dianjurkan menggunakan antibiotik penisilin secara oral. Untuk mereka yang alergi terhadap penisilin, cephalosporins atau macrolides dapat digunakan. Penyakit ini umum terjadi di anak usia sekolah.

4. Asma

Asma adalah gangguan saluran pernapasan jangka panjang. Asma ditandai dengan berbagai gejala yang berulang. Gejala tersebut berupa mengi, batuk, sesak dada, dan sesak napas. Gejala tersebut dapat terjadi beberapa kali sehari atau seminggu. Bergantung pada masing-masing individu, gejala tersebut bisa saja memburuk pada malam hari atau saat berolahraga. Asma disebabkan oleh gabungan antara faktor genetika dan lingkungan. Faktor lingkungan berupa paparan polusi udara dan alergen. Obat seperti aspirin juga bisa memicu asma. Asma tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya dapat dicegah dengan menghindari pemicunya. Pada tahun 2015, terdapat 358 juta penderita asma di dunia, kebanyakan berasal dari negara berkembang.

5. Bronkitis

Bronkitis adalah peradangan pada bronkus paru-paru. Gejala bronkitis adalah batuk berdahak, mengi, sesak napas, dan dada terasa tidak nyaman. Bronkitis dibagi menjadi dua yakni bronkitis akut dan kronis. Bronkitis akut biasanya mengalami batuk yang berlangsung selama sekitar tiga minggu. Lebih dari 90% kasus disebabkan oleh infeksi. Virus mungkin dapat menyebar melalui udara ketika seseorang batuk atau dengan kontak langsung. Faktor risiko adalah paparan asap rokok, debu, dan polusi udara lainnya. Sejumlah kecil kasus disebabkan oleh bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae atau Bordetelia pertusssis. Bronkitis kronis didefinisikan sebagai batuk yang berlangsung tiga bulan sampai dua tahun. Merokok menjadi penyebab utamanya, sedangkan penyebab lainnya adalah polusi udara dan genetika.

6. Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis umumnya mempengaruhi paru-paru, namun juga bagian tubuh lain. Kebanyakan infeksi tidak memiliki gejala yang dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sekitar 10% infeksi laten berlanjut ke tahap penyakit yang jika dibiarkan, maka dapat membunuh sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi. Gejala umum tuberkulosis aktif adalah batuk kronis dengan darah dan dahak, demam, keringat di malam hari, dan penurunan berat badan. Infeksi pada organ lain dapat menyebabkan gejala yang berbeda. Tuberkulosis dapat ditularkan penderita melalui udara dengan cara batuk, meludah, berbicara, atau bersin. Namun penderita dengan tuberkulosis laten tidak menular. Infeksi terjadi lebih sering pada orang dengan HIV/AIDS dan yang merokok. Diagnosa tuberkulosis aktif dilakukan dengan sinar X, sedangkan diagnosa tuberkulosis laten dapat dilakukan dengan tes darah. Pencegahan tuberkulosis dapat dilakukan dengan pendeteksian dini dan vaksin. Pengobatan dilakukan dengan meminum antibiotik secara rutin sesuai resep dokter. Meminum antibiotik secara terputus-putus dapat menimbulkan tuberkulosis resisten antibiotik. Sepertiga penduduk dunia diperkirakan terinfeksi tuberkulosis dengan 9,6 juta kasus tuberkulosis aktif.

7. Sinusitis

Sinusitis adalah infeksi pada sinus yang menghasilkan gejala-gejala seperti muncul lendir hidung tebal, hidung tersumbat, dan sakit di bagian wajah. Gejala lainnya yang mungkin timbul adalah demam, sakit kepala, indera penciuman terganggu, sakit tenggorokan, dan batuk. Batuk biasanya memburuk pada malam hari. Penyebab sinusitis adalah infeksi, alergi, polusi udara, atau masalah struktural pada hidung, namun lebih banyak disebabkan oleh infeksi. Cara mencegah sinusitis adalah dengan mencuci tangan, tidak merokok, dan imunisasi. Sinusitis dapat diobati dengan mengurangi gejalanya. Namun jika tidak sembuh dalam 7 sampai 10 hari atau justru semakin memburuk, antibiotik dapat digunakan. Sinusitis tergolong umum karena dialami oleh sekitar 10 sampai 30 persen orang di Amerika Serikat dan Eropa.

8. Influenza

Influenza atau flu adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus influenza. Gejalanya bisa ringan sampai parah. Gejala influenza paling umum adalah demam tinggi, pilek, sakit tenggorokan, sakit otot, sakit kepala, batuk, dan cepat merasa lelah. Gejala tersebut biasanya timbul dua hari setelah terpapar virus dan hilang selama kurang dari seminggu. Khususnya gejala batuk mungkin akan berlangsung lebih dari dua minggu. Pada anak-anak mungkin akan mengalami mual dan muntah. Virus ini menular lewat udara dengan cara batuk atau bersin. Virus ini juga dapat menyebar lewat menyentuh permukaan terkontaminasi virus kemudian menyentuh mulut atau mata. Mencuci tangan secara teratur mengurangi risiko infeksi karena sabun dapat menonaktifkan virus. Vaksin juga dapat diberikan untuk pencegahan jangka panjang. Penyakit ini dapat ditangani dengan memberikan anti virus. Influenza dapat terjadi di mana saja di seluruh dunia.

9. Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik adalah gangguan yang menyebabkan terjadinya peningkatan tingkat keasaman darah akibat proses abnormal pada paru-paru. Karbon dioksida diproduksi secara berkelanjutan sebagai limbah metabolisme sel, sedangkan paru-paru tidak mampu mengeluarkan semuanya sehingga terjadi akumulasi karbon dioksida. Hal tersebut dapat menurunkan pH darah. Asidosis respiratorik terbagi menjadi dua yaitu akut dan kronis. Penyakit yang berkaitan dengan asidosis respiratorik adalah emfisema, bronkitis kronis, pneumonia berat, dan asma.

10. Asbestosis

Asbestosis adalah peradangan kronis dan penyakit parut pada jaringan paru-paru. Penderita mungkin akan mengalami sesak napas dan peningkatan risiko kanker terutama kanker paru-paru. Asbestosis hanya terjadi di dalam paru-paru, tidak di luar atau sekitar paru-paru. Penyebab utama asbestosis adalah sering terpapar debu serat asbes. Penyakit ini umumnya diderita oleh pekerja pabrik asbes dan pengguna produk asbes. Tidak ada cara mengobati asbestosis. Penanganan hanya berupa pemberian oksigen untuk mengurangi sesak napas.

11. Faringitis

Faringitis adalah pembengkakan bagian belakang tenggorokan yang dikenal sebagai faring. Gejala faringitis umumnya adalah sakit tenggorokan dan demam. Gejala lain yang mungkin timbul yakni pilek, batuk, sakit kepala, dan suara serak. Gejala biasanya berlangsung tiga sampai lima hari. Komplikasi yang dapat terjadi termasuk sinusitis dan otitis media akut. Penyebab utamanya adalah infeksi. Faringitis juga dapat timbul oleh gonorhea, alergi, dan kebiasaan merokok. Penyakit ini dapat diobati dengan mengurangi gejalanya. Rasa sakit dapat dikurangi dengan ibuprofen, sedangkan untuk sakit tenggorokan dapat diberikan antibiotik seperti penisilin atau amoksilin.

12. Difteri

Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae. Gejala difteri bervariasi dan bertahap mulai dari ringan hingga berat dan biasanya terlihat dua sampai lima hari setelah terinfeksi. Gejala awal adalah sakit tenggorokan dan demam. Gejala lain berupa batuk dan jika parah bisa menyebabkan pembengkakan leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Infeksi juga dapat terjadi di kulit, mata, dan alat kelamin. Difteri menular melalui kontak langsung atau melalui udara. Penyebab gejalanya adalah racun yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut. Vaksin difteri efektif untuk mencegah difteri yang biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin tetanus dan direkomendasikan diberikan selama masa kanak-kanak. Cara mengobati difteri adalah dengan pemberian antibiotik. Pembedahan untuk membuka jalan napas dapat dilakukan untuk kasus parah. Jumlah penderita difteri turun drastis dari 100.000 di tahun 1980 menjadi 4.500 pada tahun 2015. Penyakit ini sering terjadi di Afrika, India, dan Indonesia.

13. Asfiksia

Asfiksia atau sesak napas adalah penyakit kurangnya suplai oksigen ke seluruh tubuh yang muncul akibat pernapasan yang tidak normal. Contoh penyebab asfiksia adalah tersedak. Asfiksia menyebabkan hipoksia yang mempengaruhi jaringan dan organ tubuh. Ada banyak keadaan yang dapat menyebabkan asfiksia, yang semuanya ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk mendapatkan cukup oksigen melalui pernapasan dalam jangka waktu yang lama. Asfiksia bisa menyebabkan koma atau bahkan kematian.

14. Rhinitis

Rhinitis adalah iritasi dan peradangan pada membran mukosa di dalam hidung. Gejala umum rinitis adalah hidung tersumbat, pilek, bersin, dan post nasal drip. Rinitis disebabkan oleh virus, bakteri, iritan, atau alergen. Rinitis yang paling umum adalah rinitis alergi yang biasanya dipicu oleh alergen udara seperti serbuk sari dan ketombe. Rinitis adalah penyakit umum dengan rinitis alergi adalah yang paling umum di negara selain Amerika Serikat. Sekitar 10-30% orang dewasa menderita rhinitis setiap tahunnya.

15. Pleuritis

Pleuritis adalah pembengkakan selaput pleura yang mengelilingi paru-paru dan melapisi rongga dada. Gejala utama pleuritis adalah nyeri dada saat bernapas. Gejala lain mungkin sesak napas, batuk, demam, atau penurunan berat badan bergantung pada penyebabnya. Penyebab utama pleuritis adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah pneumonia, kelainan autoimun, kanker paru-paru, operasi jantung, pankreatitis, trauma dada, dan asbestosis. Diagnosa dapat dilakukan dengan sinar X di dada, elektrokardiogram, dan tes darah. Mengobati pleuritis dilakukan bergantung pada penyebabnya. Parasetamol dan ibuprofen dapat digunakan untuk membantu meredakan rasa sakit.

16. Kelainan Septum

Kelainan septum adalah kelainan fisik pada hidung yang melibatkan perpindahan septum hidung. Beberapa perpindahan sangat umum dan dialami oleh 80% orang. Namun sebagian besar dari mereka tidak menyadarinya. Hanya kasus parah yang mungkin dapat menyebabkan sulit bernapas. Gejala umum kelainan septum adalah tidur mendengkur, infeksi sinus, bersin berulang kali, sakit pada wajah, mimisan, sulit bernapas ringan, dan kehilangan kemampuan mencium. Penyebab kelainan septum adalah dampak trauma seperti pukulan ke wajah atau bawaan lahir. Cara mengobati kelainan septum adalah dengan melakukan pembedahan minor yang umumnya berlangsung sekitar 1 jam.

17. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas seperti hidung, sinus, faring, atau laring. Penyakit ini biasanya termasuk hidung tersumbat, radang tenggorokan, amandel, faringitis, laringitis, sinusitis, otitis media, dan flu. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh virus, lainnya oleh bakteri. Selain itu, juga bisa berasal dari jamur atau cacing, meskipun lebih jarang. Kematian akibat ISPA turun dari 4.000 pada tahun 1990 menjadi 3.000 pada tahun 2014. Gejala, penyebab, dan cara mengobati ISPA bervariasi menurut penyakitnya.

18. Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru adalah tumor ganas pada paru-paru yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Pertumbuhan sel tak terkendali ini dapat menyebar keluar paru-paru dengan proses metastasis ke jaringan terdekat atau bagian tubuh lain. Gejala kanker paru-paru adalah batuk darah, penurunan berat badan, sesak napas, dan nyeri dada. 85% kasus kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok jangka panjang. Sekitar 10-15% kasus terjadi pada orang yang tidak pernah merokok, yang biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dengan paparan gas radon, asbestos, asap rokok orang lain (perokok pasif), atau polusi udara. Sehingga menghindari paparan tersebut adalah cara utama mencegah kanker paru-paru. Cara mengobati kanker paru-paru bergantung pada stadiumnya.

19. SARS

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh koronavirus SARS (SARS-CoV). Antara November 2002 dan Juli 2003, wabah SARS di Tiongkok selatan menyebabkan 8.098 kasus. Wabah ini membunuh 774 jiwa di 37 negara, mayoritas di Hong Kong (9,6%). Namun, sejak tahun 2004, tidak ada laporan SARS lagi di seluruh dunia. Gejala awal SARS mirip flu. Pada akhirnya, SARS menyebabkan sesak napas atau pneumonia.

20. Laringitis

Laringitis adalah pembengkakan laring (kotak suara). Gejala laringitis adalah suara serak, demam, batuk, nyeri di bagian depan leher, dan kesulitan menelan. Biasanya, penyakit ini reda dalam kurang dari dua minggu. Jika berlangsung kurang dari tiga minggu disebut laringitis akut dan laringitis kronis jika lebih dari tiga minggu. Penyebab laringitis adalah infeksi virus, batuk, kebiasaan merokok, tuberkulosis, dan alergi. Laringitis akut biasanya tidak perlu penanganan khusus karena akan sembuh sendiri.

21. Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan suplai oksigen yang cukup pada tingkat jaringan. Hipoksia dapat mempengaruhi seluruh atau sebagian tubuh. Hipoksia terjadi pada orang sehat yang naik ke tempat tinggi, selain itu dapat terjadi saat menghirup gas dengan kadar oksigen rendah misalnya saat menyelam. Anemia juga dapat menyebabkan hipoksia.

22. Polip Hidung

Polip hidung adalah pertumbuhan non-kanker di dalam hidung atau sinus. Gejala polip hidung meliputi masalah pernapasan melalui hidung, kehilangan kemampuan mencium, dan pilek. Pertumbuhannya seperti kantung dan tidak menarik dipandang. Cara mengobati polip hidung adalah dengan steroid. Sekitar 4% orang memiliki polip hidung.

23. Legionnaire

Legionnaire adalah salah satu jenis pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Legionella. Gejala penyakit ini adalah batuk, sesak napas, demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala. Gejalanya mulai muncul dua sampai sepuluh hari setelah terpapar. Bakteri ini ditemukan di air tawar. Faktor risiko terkena infeksi bakteri ini adalah umur, riwayat merokok, penyakit paru-paru kronis, dan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Tidak ada vaksin untuk mencegah bakteri ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan penanganan sistem air yang baik. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik.

No comments:

Post a Comment