Perubahan sosial adalah perubahan tatanan sosial masyarakat yang bisa meliputi perubahan sifat, institusi sosial, perilaku sosial, atau hubungan sosial. Perubahan sosial mungkin mengacu pada gagasan kemajuan sosial atau evolusi sosiokultural. Perubahan sosial mungkin didorong oleh kebudayaan, agama, ekonomi, ilmu pengetahuan, atau teknologi. Berikut adalah beberapa contoh perubahan sosial lengkap dengan penjelasan:
Baca juga: Perubahan Sosial Budaya (Artikel Lengkap)
1. Pergeseran Demografi Dunia
Salah satu perubahan sosial yang paling jelas adalah perubahan distribusi populasi antar negara di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, negara berkembang memiliki proporsi populasi dunia yang lebih besar dibandingkan negara maju. Proporsi negara maju terus menurun dari 32% dari total populasi dunia pada tahun 1950 menjadi hanya 18% dari populasi dunia pada tahun 2010. Tiongkok dan India terus menjadi negara dengan penduduk terbanyak. Ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di negara maju telah melambat sejak 1950-an. Namun pertumbuhan penduduk negara berkembang dan kurang berkembang juga mengalami perlambatan walaupun kurang signifikan.
2. Kesetaraan Wanita dengan Pria
Saat ini, wanita bisa mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang setara dengan pria. Semua profesi yang selama ini dijalankan oleh kaum pria saat ini bisa dan boleh dilakukan oleh wanita. Bahkan wanita menjadi pemimpin pun sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi di Indonesia. Bahkan ada beberapa wanita yang berhasil menjadi pengusaha sukses di bidangnya.
3. Cara Berkomunikasi
Baca juga: 21 Contoh Perubahan Sosial Budaya
Beberapa puluh tahun lalu, komunikasi hanya bisa dilakukan melalui kontak langsung dengan pendengar. Seiring perkembangan zaman, layanan surat pos mulai digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh. Kemudian, berkembang teknologi telepon dan SMS yang jauh lebih memudahkan komunikasi. Hingga saat ini, komunikasi melalui jejaring sosial atau aplikasi obrolan menjadi favorit karena lebih cepat dan murah dibandingkan telepon dan SMS. Bahkan saat ini komunikasi melalui jejaring sosial lebih sering dibandingkan komunikasi langsung. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dimana masing-masing individu menjadi sibuk sendiri dengan ponselnya.
4. Sistem Mata Pencaharian
Dahulu, sistem mata pencaharian sangat sederhana dan mencakup lingkungan lokal. Umumnya hanya mengandalkan sektor pertanian dan perikanan. Seiring dengan berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, mulai terdapat sektor industri dan jasa. Saat ini semakin banyak dan beragam pekerjaan yang ada dan menuntut keterampilan dan pendidikan tinggi jika ingin mendapatkan pekerjaan yang layak. Secara tidak langsung kehidupan sosial masyarakat berubah. Semakin banyak orang meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke kota.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup saat ini semakin hedonis, terutama akibat perkembangan media sosial yang semakin meningkatkan gengsi masyarakat terutama anak muda. Gaya hidup seperti makan dan kumpul di kedai kopi atau restoran, berkunjung dan berbelanja di mall mewah, memiliki ponsel terbaru, dan menggunakan pakaian dan produk bermerek menjadi trend saat ini. Jika tidak diikuti, kemungkinan besar kita dianggap culun, gaptek, miskin, bahkan dikucilkan dari pergaulan. Fenomena ini umum terjadi di perkotaan dimana banyak penduduk kaya tinggal disana.
6. Hidup yang Semakin Indivualis
Perkembangan teknologi ponsel, permainan ponsel, dan media sosial membuat setiap individu lebih memilih sibuk dengan ponselnya dibandingkan dengan interaksi dengan dunia di sekitarnya. Bahkan saat sekelompok pemuda berkumpul, bukannya bersenda gurau, mereka justru hening karena asyik dengan ponselnya masing-masing. Interaksi di lingkungan nyata semakin berkurang. Hingga ada yang mengatakan, “yang jauh semakin dekat, yang dekat semakin jauh”.
7. Bahasa
Bahasa daerah kian ditinggalkan terutama di daerah perkotaan karena penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing (terutama bahasa Inggris) kian marak digunakan. Mirisnya lagi, banyak anak-anak Indonesia yang lebih gemar menggunakan bahasa Malaysia untuk berkomunikasi dengan temannya akibat pengaruh penayangan kartun asal Malaysia. Meskipun demikian, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah trilingual terbanyak di dunia. Banyak orang Indonesia yang bisa tiga bahasa yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Itu dikarenakan dengan lingkungan yang dikenalinya, kita lebih memilih menggunakan bahasa daerah. Sedangkan untuk berkomunikasi dengan orang lain, kita pakai bahasa Indonesia.
8. Hubungan antar Individu
Baca juga: 22 Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli
Sebelumnya, hubungan antar individu sangat terbatas. Hanya sebatas satu lingkungan atau satu desa saja. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi, jaringan pertemanan kini semakin luas bahkan hingga ke mancanegara.
9. Sosialita
Sosialita berkaitan dengan gaya hidup. Saat ini sedang trend memamerkan benda yang dimiliki, kegiatan yang dilakukan, dan tempat yang sedang dikunjungi. Terutama dengan hadirnya Instagram dan video live broadcasting. Orang-orang seperti ini dianggap menempati puncak kehidupan sosial. Banyak yang berusaha menggapainya. Walaupun harus mengorbankan kebutuhan dan masa depan.
10. Media Sosial
Media sosial adalah hal yang sangat mengubah kehidupan sosial secara revolusioner. Dengan media sosial, kita bisa mengobrol dan berbagi apa saja mulai dari tulisan, gambar, hingga video. Media sosial menimbulkan perubahan sosial yang sangat besar. Komunikasi antar teman jarak jauh menjadi lebih mudah. Bersosialisasi dan menyebarkan pesan ke setiap orang di seluruh dunia pun menjadi lebih mudah dan cepat.
11. Kerja Bakti atau Gotong Royong
Gotong royong dahulu merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Namun, saat ini budaya tersebut kian memudar akibat urbanisasi dan aktivitas masyarakat yang semakin sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Urbanisasi menciptakan pemukiman yang semakin individualis. Sedangkan kesibukan atas pekerjaan seringkali membuat orang tidak sempat ikut bergotong royong. Jangankan bergotong royong, mengurus rumah tangga sendiri saja sudah mulai kewalahan.
12. Norma Kesopanan
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, kata-kata yang dahulu dianggap kasar saat ini lebih ditoleransi bahkan banyak yang menggunakannya sebagai bahasa sehari-hari. Dahulu setiap ada orang yang menggunakan kata kasar pasti dinasihati. Jika membandel, maka orang itu dianggap menyimpang. Namun, saat ini tidak ada hal demikian karena semua orang telah biasa menggunakannya. Beberapa norma kesopanan juga telah hilang di masyarakat. Seperti menghormati orang yang lebih tua.
13. Masyarakat Semakin Kritis
Dahulu, masyarakat terkesan apatis dan tidak peduli terhadap suatu kondisi. Itu dikarenakan tidak ada saluran untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Dahulu, suara dikemukakan melalui demonstrasi, unjuk rasa, buku, atau teater yang membutuhkan banyak biaya, waktu, dan tenaga. Sedangkan saat ini masyarakat lebih mudah dan lebih cepat menanggapi suatu kondisi di negara atau bahkan dunia. Dengan media sosial, setiap orang bisa menyuarakan pendapat dan berkomentar.
14. Musyawarah
Musyawarah adalah upaya bersama untuk memecahkan persoalan untuk mengambil keputusan bersama (mufakat). Dahulu, musyawarah selalu diandalkan untuk mengambil keputusan bersama. Namun saat ini, cukup jarang terjadi permusyawarahan di masyarakat. Kebanyakan dari mereka sibuk dengan pekerjaan atau urusan rumah tangga. Meskipun demikian, di beberapa daerah kegiatan musyawarah (dengan istilah lain) masih dilakukan secara rutin. Musyawarah saat ini lebih sering dilakukan dengan perwakilan.
15. Tempat Tinggal
Tempat tinggal yang berubah juga dapat menimbulkan perubahan sosial. Saat ini banyak orang yang tinggal di apartemen dan perumahan. Terutama di kota-kota besar. Interaksi sosial antar tetangga di rumah tradisional sangat besar dibandingkan dengan perumahan apalagi apartemen. Di perumahan dan apartemen, penduduk disana jarang bersosialisasi satu sama lain karena kesibukan masing-masing dan kurangnya keakraban. Sedangkan di apartemen hanya terdiri dari lorong-lorong dengan banyak pintu yang tampak sepi. Sehingga sangat jarang sekali ada interaksi dengan sekitar.
16. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi sistem kehidupan sosial masyarakat. Karena dari sinilah masyarakat belajar dan menimba ilmu. Perubahan sosial di lingkungan pendidikan terjadi akibat teknologi informasi. Dahulu, siswa selalu mencari referensi tugas di perpustakaan. Baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan daerah. Interaksi dan kerjasama siswa lebih terasa saat mengerjakan tugas di perpustakaan karena lingkungan disana lebih kondusif. Sedangkan saat ini kebanyakan siswa mencari referensi tugas melalui internet sehingga tugas dikerjakan di kedai internet atau bahkan di salah satu rumah anggota kelompok. Interaksi saat mengerjakan tugas seperti ini kebanyakan hanya mengobrol dan bercanda. Sedangkan tugas dikerjakan oleh satu atau dua orang saja. Pendidikan berbasis nilai juga telah mengubah kebiasaan siswa. Interaksi sosial justru terjadi saat ulangan atau ujian yakni dengan menyontek atau bekerja sama. Semuanya saling bekerja sama karena tuntutan nilai yang tinggi.
17. Konflik Sosial
Baca juga: 8 Bentuk Akomodasi Beserta Contoh
Saat ini, konflik antar desa atau warga lebih jarang terjadi. Hal itu dikarenakan penduduk yang semakin cerdas dan dewasa dalam menyikapi suatu masalah. Peran kepolisian juga semakin kuat saat ini untuk memediasi kedua belah pihak yang bertikai sehingga tidak perlu terjadi pertumpahan darah. Konflik sosial saat ini justru lebih sering dilakukan oleh para remaja. Remaja yang mungkin kurang perhatian orangtua yang sibuk bekerja kerapkali berkumpul dan mengadakan tawuran dengan kelompok lain dengan tujuan yang tidak jelas. Tidak jarang menimbulkan korban jiwa.
18. Kenakalan Remaja
Remaja saat ini lebih suka keluyuran. Selain karena kebiasaan berkumpul dengan kelompok bermainnya, penggunaan sepeda motor yang semakin ditoleransi pada remaja yang belum cukup umur semakin mendukung mereka untuk keluyuran. Pada malam hari mereka sering melakukan kenakalan remaja seperti merusak fasilitas umum, melakukan vandalisme, dan pacaran. Kenakalan remaja semakin lama semakin memprihatinkan. Lebih memprihatinkan lagi, masyarakat seolah-olah semakin mentoleransi perbuatan mereka.
19. Cara Bekerja
Sebelum munculnya internet, kebanyakan pekerja kantoran menghabiskan jam kerjanya di kantor. Atau sesekali bertemu dengan klien. Saat ini, dengan berkembangnya teknologi informasi, pekerja kantoran bisa bekerja dimana saja dan kapan saja. Kedai kopi semakin sering diisi oleh pekerja yang mengeluarkan laptopnya. Fenomena startup memunculkan pengusaha baru dengan jumlah karyawan yang sedikit sehingga coworking space muncul. Dengan bekerja disana, interaksi yang terjadi tidak hanya dengan teman satu perusahaan. Tetapi juga bisa berinteraksi dengan perusahaan kecil lain.
20. Permainan Anak
Dulu, permainan anak-anak masih sangat tradisional dan menggunakan alat-alat tradisional yang mudah ditemukan di sekitar. Sebut saja petak umpet, layangan, bola bekel, kelereng, lompat tali, egrang, gobak sodor, dll. Meskipun tradisional, ternyata permainan tersebut memiliki banyak kebaikan. Selain membuat anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang baik untuk kesehatan, permainan tradisional juga menuntut interaksi dan kerjasama sehingga dapat mengasah kemampuan sosial anak. Di masa kini, anak-anak semakin sulit mencari tempat bermain dan alat bermain. Maka dari itu, perhatian mereka dialihkan ke permainan online dan mainan yang dibeli. Permainan modern mengurangi aktivitas fisik dan aktivitas sosial anak. Meskipun ada fitur chat atau permainan bisa dimainkan bersama beberapa teman, tetap saja tidak dapat menggantikan sepenuhnya kelebihan permainan tradisional. Itulah mengapa obesitas dan mata rabun rentan diderita anak-anak masa kini.
21. Peran Orangtua
Peran orangtua saat ini semakin berkurang akibat kesibukan mereka mencari nafkah dan mengurus rumah tangga. Akibatnya lingkungan sekitar mengambil peran banyak terhadap perkembangan anak. Jika lingkungan sekitarnya baik, maka anak itu akan cenderung berkelakuan baik. Namun jika lingkungan sekitarnya buruk seperti banyak terjadi kenakalan remaja, kemungkinan anak akan berkelakuan tidak baik. Rasa hormat anak ke orangtua semakin berkurang. Ditandai semakin sering anak membangkang perintah orangtua dan lebih suka mendengarkan nasihat dari lingkungan sekitar.
22. Cara Pacaran
Cara pacaran juga berubah seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Dahulu pacaran hanya dapat dilakukan dalam jarak jauh. Bertemu jarang sekali (kecuali satu sekolah) karena belum ada alat transportasi yang memadai. Mengobrol pun hanya bisa lewat surat yang tiba beberapa hari atau minggu sekali. Namun saat ini, dengan berkembangnya media sosial, komunikasi menjadi jauh lebih sering. Apalagi dengan kemudahan memiliki kendaraan bermotor, setiap orang bisa lebih sering bertemu dengan pacarnya.
No comments:
Post a Comment