10 Macam Konjungsi (Kata Penghubung) Beserta Contoh

Konjungsi adalah kata yang menghubungkan kata-kata, frasa-frasa, bagian-bagian kalimat, klausa-klausa, atau kalimat-kalimat dalam sebuah wacana. Dalam bahasa Indonesia, konjungsi atau kata penghubung berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa sederajat. Konjungsi juga dapat menghubungkan dua paragraf. Fungsi konjungsi adalah untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis dan menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Terdapat beberapa macam konjungsi. Berikut adalah macam-macam konjungsi menurut fungsinya beserta contohnya:

Macam-macam konjungsi


1. Konjungsi Disjungtif

Konjungsi disjungtif (pilihan) adalah kata penghubung koordinatif yang menggabungkan unsur sederajat dengan salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh: atau ... atau ..., dan baik ... maupun ... . Contoh kalimat: jamu ini bermanfaat baik untuk pria maupun wanita.

2. Konjungsi Aditif

Konjungsi aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat. Contoh: dan, lagi, dan serta. Contoh kalimat: Kami mendaki Gunung Agung dan menginap disana selama dua hari.

3. Konjungsi Temporal
Selengkapnya: Konjungsi Temporal (Artikel Lengkap)
Konjungsi temporal atau waktu adalah konjungsi yang menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Terdapat dua jenis konjungsi waktu yaitu sederajat dan tidak sederajat. Contoh konjungsi waktu sederajat: sebelumnya dan sesudahnya. Contoh kalimat konjungsi temporal sederajat: Dewi mengerjakan PR bahasa Inggris, selanjutnya ia mengerjakan PR bahasa Indonesia. Contoh konjungsi waktu tidak sederajat: apabila, demi, ketika, sambil, sebelum, sejak, sementara, waktu, sesudah, dan sampai. Contoh kalimat konjungsi temporal tidak sederajat: perusahaan ini berdiri sejak tahun 1889.

4. Konjungsi Pembenaran

Konjungsi pembenaran atau konsesif adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Contoh konjungsi pembenaran: walaupun, sekalipun, kendatipun, seperti, biar, dan meskipun. Contoh kalimat konjungsi pembenaran: Santi tetap pergi meskipun hari sedang hujan.

5. Konjungsi Final

Konjungsi final atau tujuan adalah kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan. Contoh kata konjungsi final: supaya, guna, agar, dan untuk. Contoh kalimat konjungsi final: gunakan gula rendah kalori supaya terhindar dari diabetes.

6. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Contoh: akan tetapi, melainkan, sedangkan, namun, tetapi, sebaliknya, dan padahal. Contoh kalimat konjungsi pertentangan: Aktivitas membaca diharapkan tidak hanya dilakukan oleh para siswa/mahasiswa, tetapi juga seluruh masyarakat.

7. Konjungsi Sebab

Konjungsi sebab atau konjungsi kausal adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan sebab dan akibat. Contoh: karena dan akibat. Contoh kalimat: Remaja itu mengalami kecelakaan karena melanggar rambu lalu lintas.

8. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang digunakan untuk membatasi. Contoh: kecualihanya, dan selain. Contoh kalimat: Saya telah berkeliling seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Kalimantan Utara karena provinsi baru.

9. Konjungsi Akibat

Konjungsi akibat atau konsekutif adalah konjungsi yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa terjadi karena peristiwa/hal lain. Contoh konjungsi akibat: sehingga, akibatnya, dan sampai. Contoh kalimat: Dani bangun terlalu siang sehingga terlambat kuliah.

10. Konjungsi Pengantar Kalimat

Konjungsi pengantar kalimat adalah konjungsi yang memulai suatu kalimat. Contoh: akan dan bahwasanya. Contoh kalimat: Bahwasannya setiap siswa harus berkumpul di halaman sekolah sekarang juga.

2 comments: