Jaringan saraf adalah komponen utama dari sistem saraf yang mengatur dan mengendalikan fungsi dan aktivitas tubuh. Jaringan saraf terdiri dari neuron (sel saraf) yang menerima dan mentransmisikan impuls (rangsangan) dan neuroglia (sel glia) yang membantu penyebaran impuls saraf dan juga memberikan nutrisi ke neuron.
Jaringan saraf terdiri dari berbagai jenis sel saraf, yang semuanya memiliki akson (neurit) yang merupakan bagian sel yang panjang yang mengirimkan sinyal potensial aksi ke sel berikutnya.
1. Struktur Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari neuron (sel saraf) dan sel neuroglial. Biasanya, jaringan saraf dikategorikan menjadi empat jenis jaringan yaitu pada sistem saraf pusat (materi abu-abu dan materi putih) dan sistem saraf perifer (saraf dan ganglia). Jaringan tersebut dikategorikan menurut komponen neuronal dan neuroglialnya.
Tiga lapisan jaringan ikat yang mengelilingi masing-masing saraf adalah:
- Endoneurium, adalah lapisan jaringan ikat tipis dan lembut. Setiap akson saraf dikelilingi oleh endoneurium yang juga disebut tabung endoneurial.
- Perineurium, adalah jaringan ikat yang memiliki susunan lameral di tujuh atau delapan lapisan konsentris. Setiap saraf yang berisi satu atau lebih akson, dilapisi oleh perineurium. Perineurium berfungsi melindungi serat saraf dan untuk mencegah berlalunya molekul besar dari epineurium.
- Epineurium, adalah lapisan terluar dari jaringan ikat pada yang melapisi saraf perifer.
1.1. Sel Saraf
Neuron adalah sel dengan fitur khusus yang memungkinkannya menerima dan memfasilitasi impuls saraf (rangsangan) atau potensial aksi melintasi membran selnya ke neuron berikutnya. Neuron memiliki badan sel besar yang disebut soma, dengan proyeksi (perpanjangan) sel yang disebut dendrit dan neurit (akson). Dendrit merupakan proyeksi tipis bercabang yang menerima sinyal elektrokimia (neurotransmitter) untuk menciptakan perubahan tegangan pada sel. Akson adalah proyeksi panjang yang membawa potensial aksi menjauh dari badan sel menuju neuron berikutnya. Ujung akson seperti bohlam yang disebut terminal akson. Terminal akson terpisah dari dendrit neuron lain dengan celah kecil yang disebut celah sinapsis. Ketika potensial aksi bergerak ke terminal akson, neurotransmitter dilepaskan melintasi sinapsis dan terikat pada reseptor pasca sinaptik untuk meneruskan impuls saraf.
1.2. Neuroglia
Neuroglia mencakup sel-sel non-saraf di jaringan saraf yang berfungsi menyediakan berbagai pendukung penting untuk neuron. Ukurannya lebih kecil dari neuron dan memiliki struktur yang bervariasi sesuai fungsinya. Sel neuroglia mencakup sel mikroglial, oligodendrosit, dan sel Schwann.
2. Klasifikasi Jaringan Saraf
Berikut adalah klasifikasi jaringan saraf di sistem saraf pusat:
- Materi abu-abu, terdiri dari badan sel, dendrit, akson tidak termielinasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit, mikroglia, dan sedikit akson termielinasi.
- Materi putih, terdiri dari akson termielinasi, astrosit berserat, oligodendrosit mielinasi, dan mikroglia.
Berikut adalah klasifikasi jaringan saraf di sistem saraf perifer:
- Ganglion, terdiri dari badan sel, dendrit, dan sel glia.
- Saraf (nerve), terdiri dari akson termielinasi dan tidak termielinasi, sel Schwann yang dikelilingi oleh jaringan ikat.
3. Fungsi Jaringan Saraf
Fungsi jaringan saraf adalah membentuk jaringan komunikasi sistem saraf dengan membuat sinyal impuls melintasi jaringan. Dalam sistem saraf pusat, materi abu-abu yang berisi sinapsis, penting untuk pemrosesan informasi. Materi putih yang berisi akson termielinasi, menghubungkan dan memfasilitasi impuls saraf antara area materi abu-abu di sistem saraf pusat (SSP). Di sistem saraf perifer, jaringan ganglion yang berisi badan sel dan dendrit, mengandung titik relay untuk impuls jaringan saraf. Jaringan saraf yang berisi akson termielinasi, membawa potensial aksi / impuls saraf.
4. Penyakit pada Jaringan Saraf
Penyakit pada jaringan saraf adalah tumor (neoplasma) yang termasuk:
- Glioma (tumor sel glia)
- Tumor Neuroepitheliomatous
- Tumor selubung saraf
No comments:
Post a Comment