5 Klasifikasi Jamur (Fungi)

Fungi adalah organisme eukariotik yang mencakup mikroorganisme seperti ragi, kapang, dan jamur pada umumnya. Organisme ini digolongkan sebagai kerajaan fungi yang terpisah dari kerajaan hewan dan kerajaan tumbuhan. Ciri-ciri yang menempatkan jamur di kingdom yang berbeda dengan tumbuhan, bakteri, dan protista adalah kandungan kitin pada dinding sel jamur. Jamur adalah makhluk heterotrof mirip dengan hewan, yakni memperoleh makanan dengan menyerap molekul terlarut, biasanya dengan mengeluarkan enzim pencernaan ke lingkungan sekitar. Jamur tidak berfotosintesis dan berperan sebagai dekomposer dalam ekologi. Jamur terdiri dari beberapa klasifikasi. Berikut adalah klasifikasi kingdom fungi (jamur) beserta ciri-ciri dan contoh spesiesnya:

zygomycota

1. Zygomycota

Zygomycota atau jamur zigot adalah jamur dengan spora berdinding tebal yang disebut zigospora sebagai hasil reproduksi seksual dengan menggunakan zigosporangium. Zygomycota juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif) yang dihasilkan oleh sporangium. 1050 spesies telah diketahui. Zygomycota kebanyakan hidup di tanah atau di tumbuhan atau hewan yang membusuk. Beberapa diantaranya menjadi parasit tanaman, serangga, dan hewan kecil, sedangkan yang lainnya ada yang membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman.

Berikut adalah ciri-ciri zygomycota:

  1. Dinding sel tersusun atas kitin.
  2. Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (memiliki beberapa inti).
  3. Reproduksi seksual dan aseksual. Alat reproduksi seksual berupa zigosporangium dan membentuk zigospora.
  4. Memiliki rhizoid yaitu hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan.
  5. Hidup secara saprofit.
  6. Spora berupa sel-sel berdinding.

Sedangkan berikut adalah contoh spesies zygomycota:

  1. Rhizopus oligosporus (jamur tempe)
  2. Rhizopus stolonifer (jamur yang tumbuh di roti)
  3. Rhizopus oryzae (jamur tapai)

2. Ascomycota

ascomycota

Ascomycota adalah divisi atau filum yang juga dikenal sebagai jamur kantung. Filum ini adalah filum terbesar dari fungi dengan lebih dari 64.000 spesies. Ascomycota merupakan kelompok monofiletik, yaitu semua keturunan berasal dari satu nenek moyang yang sama. Filum ini bermanfaat bagi manusia karena dijadikan sumber senyawa penting seperti antibiotik, pembuatan roti, minuman beralkohol, dan keju. Beberapa diantaranya ada juga yang menjadi patogen manusia dan tumbuhan.

Berikut adalah ciri-ciri ascomycota:

  1. Bersel satu atau bersel banyak. Tiap sel biasanya berinti satu.
  2. Hifa bersekat-sekat.
  3. Alat reproduksi seksual berupa askus, yaitu alat pembentuk spora berupa sel berbentuk seperti gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora.
  4. Bentuk tubuh seperti mangkuk.
  5. Beberapa jenis ascomycota bersimbiosis dengan ganggang hijau atau ganggang biru membentuk lumut kerak.
  6. Spora tidak berflagelata.

Sedangkan berikut adalah contoh spesies ascomycota:

  1. Saccharomyces cerevisiae (ragi untuk roti, tapai, dan fermentasi alkohol)
  2. Penicillium chrysogenum (pembuatan antibiotik penisilin)
  3. Penicillium notatum (menambah cita rasa keju)
  4. Aspergillus wentii (pembuatan kecap dan tauco)
  5. Aspergillus niger (menghilangkan oksigen pada sari buah)
  6. Neurospora sitophilla (pembuatan oncom)

3. Basidiomycota

basidiomycota

Basidiomycota adalah divisi jamur berfilamen yang terdiri dari hifa dan bereproduksi secara seksual melalui pembentukan sel akhir yang disebut basidia yang biasanya mengandung empat meiospora eksternal. Spora khusus tersebut disebut basidiospora. Namun, beberapa basidiomycota bereproduksi secara aseksual. Berikut adalah ciri-ciri basidiomycota:

  1. Multiseluler
  2. Hifa bersekat dan mengandung inti haploid
  3. Reproduksi secara seksual dan aseksual
  4. Memiliki tubuh buah yang berbentuk seperti payung yang terdiri dari batang dan tudung. Pada bawah tudung terdapat lembaran-lembaran yang menjadi tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
  5. Beberapa jenis dapat dijadikan sumber makanan.

Sedangkan berikut adalah contoh spesies basidiomycota:

  1. Auricularia polytricha (jamur kuping)
  2. Volvariella volvacea (jamur merang)
  3. Puccinia graminis (jamur penyebab penyakit pada tebu)
  4. Polyporus giganteus (jamur papan)
  5. Puccinia arachidis (parasit pada tanaman kacang tanah)
  6. Pleurotus sp. (jamur tiram)
  7. Ganoderma aplanatum (jamur kayu)

4. Deuteromycota

deuteromycota

Deuteromycota adalah jamur yang tidak sempurna dan tidak cocok dengan klasifikasi taksonomi yang lazim pada jamur yang didasarkan pada konsep spesies biologis atau karakteristik morfologi struktur seksual karena reproduksi seksualnya belum diketahui. Hanya bentuk reproduksi aseksualnya yang diketahui yakni menghasilkan spora secara aseksual dalam proses yang disebut sporogenesis. Berikut ciri-ciri deuteromycota:

  1. Fase reproduksinya belum diketahui.
  2. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit di sampah.
  3. Reproduksi aseksual dengan konidium.
  4. Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari bahan kitin.
  5. Ukuran mikroskopis.

Berikut adalah contoh deuteromycota:

  1. Epidermophyton microsporum (penyebab penyakit kurap)
  2. Epidermophyton floocosum (penyebab kutu air)
  3. Melazasia fur-fur (penyebab panu)
  4. Trychophyton tonsurans (penyebab ketombe)

5. Chytridiomycota

chytridiomycota

Chytridiomycota adalah jamur saproba dan terkadang menjadi parasit yang bereproduksi secara aseksual dengan zoospora. Divisi ini sering disebut sebagai peralihan antara protista dan fungi. Sebagian besar spesies, reproduksi seksualnya tidak diketahui. Untuk yang diketahui, reproduksi seksualnya terjadi melalui berbagai metode. Pada beberapa spesies, reproduksi seksual dilakukan melalui fusi isogamet. Berikut adalah ciri-ciri chytridiomycota:

  1. Reproduksi aseksual dengan zoospora berflagel.
  2. Mendapatkan nutrisi dengan cara absorbsi.
  3. Sebagian besar hidup di air.
  4. Sering disebut sebagai peralihan antara protista dan fungi.
  5. Bersifat parasit pada invertebrata di air.

Berikut adalah contoh chytridiomycota:

  1. Synchytrium endobioticum (patogen pada umbi kentang).
  2. Physoderma maydis (noda pada jagung).

No comments:

Post a Comment